TDE adalah lingkungan desktop ringan dan gratis yang ditujukan untuk pengguna komputer yang lebih menyukai pengalaman yang ramping dan efisien. Tersedia untuk berbagai distribusi Linux, BSD, dan DilOS.
TDE adalah fork dari KDE 3.5. Ini bukan sekadar tampilan yang beku di masa lalu; ia adalah lingkungan desktop yang terus dikembangkan dengan filosofi "Kinerja Di Atas Segalanya" lingkungan desktop yang menonjolkan filosofi yang didesain berorientasi pada kecepatan, stabilitas, dan efisiensi, menjadikannya pilihan ideal untuk menghidupkan kembali perangkat keras terbaru atau bahkan yang low-end sekalipun.
TDE adalah fork dari KDE 3.5. Ini bukan sekadar tampilan yang beku di masa lalu; ia adalah lingkungan desktop yang terus dikembangkan dengan filosofi "Kinerja Di Atas Segalanya" lingkungan desktop yang menonjolkan filosofi yang didesain berorientasi pada kecepatan, stabilitas, dan efisiensi, menjadikannya pilihan ideal untuk menghidupkan kembali perangkat keras terbaru atau bahkan yang low-end sekalipun.
![]() |
| Konqueror on TDE |
Keunggulan utamanya terletak pada basis kodenya yang merupakan fork dari KDE 3.5 yang terkenal matang, stabil, dan ringan, sehingga TDE mewarisi fondasi yang sangat kuat dan minim bug. Kelebihan TDE adalah kebutuhan sumber daya yang sangat rendah, memungkinkan TDE berjalan lancar dengan RAM sesedikit ∼200 MB, jauh lebih rendah dibandingkan desktop modern seperti KDE Plasma atau Gnome. Selain performa, TDE menawarkan antarmuka klasik yang fungsional dan familiar — mirip dengan desktop Windows di era 2000-an — yang memudahkan pengguna baru untuk bertransisi. Meskipun tampilannya retro, TDE terus dikembangkan untuk menjamin kompatibilitas penuh dengan sistem operasi Linux dan aplikasi modern, memastikan pengguna mendapatkan pengalaman yang cepat dan andal tanpa harus mengorbankan keamanan atau fungsionalitas.
Awal Lahirnya TDE sebagai respons langsung terhadap perubahan drastis di KDE 4. Proyek TDE dimulai sebagai kelanjutan dari K Desktop Environment (KDE) versi 3. Nama Trinity dipilih sebagian karena kata tersebut berarti "tiga" dan TDE merupakan kelanjutan dari KDE 3. TDE sekarang merupakan proyek lingkungan desktop komputer tersendiri.
Awal Lahirnya TDE sebagai respons langsung terhadap perubahan drastis di KDE 4. Proyek TDE dimulai sebagai kelanjutan dari K Desktop Environment (KDE) versi 3. Nama Trinity dipilih sebagian karena kata tersebut berarti "tiga" dan TDE merupakan kelanjutan dari KDE 3. TDE sekarang merupakan proyek lingkungan desktop komputer tersendiri.
Proyek TDE didirikan oleh Timothy Pearson. Timothy adalah pengembang perangkat lunak yang berpengalaman dan terampil, dan merupakan koordinator KDE 3.x dari rilis Kubuntu sebelumnya.
![]() |
| TDE theme Manager |
Dengan tujuan melestarikan Kode Base KDE 3.5 yang stabil dan efisien. Tetap mempertahankan antarmuka aslinya yang fungsional, cepat, dan familiar (gaya klasik start menu dan panel). Dan proyek ini secara bertahap memperbarui segala komponen pendukungnya agar tetap kompatibel dengan kernel Linux yang up to date, sistem keamanan, dan pustaka modern (seperti yang digunakan di Debian atau Ubuntu terbaru), sambil membiarkan tampilan intinya sama.
TDE sendiri telah meproklamirkan bukan kelanjutan dari KDE 3.5 yang anggotanya tidak lagi mendukung seri KDE 3. TDE adalah fork independen yang menggunakan komunitas pengembang terpisah.
Mengapa KDE 3.5 Berakhir? KDE 3.5 adalah puncak dari desain KDE lama. Namun pada tahun 2008, proyek KDE membuat keputusan besar untuk pindah ke arsitektur baru, yaitu KDE 4 yang mengadopsi teknologi Qt terbaru, memperkenalkan efek visual yang lebih modern (Plasma Desktop), dan menciptakan desktop yang lebih fleksibel dan berorientasi widget.
Dampaknya KDE 4 pada awalnya dirilis dengan banyak masalah stabilitas dan sangat berat pada sumber daya. Hal ini membuat banyak pengguna KDE 3.5 yang sangat menyukai kecepatan, stabilitas, dan antarmuka klasiknya merasa "tertinggal" dan tidak puas.
Kesimpulannya ketika Anda menggunakan TDE (misalnya di Q4OS), Anda merasakan pengalaman pada KDE 3.5 tetap dapat dinikmati dalam lingkukan TDE dan bahkan dengan teknologi yang up to date dan terus mengikuti kebutuhan komputasi saat ini, terutama pada perangkat keras low-end agar tidak menjadi tumpukan sampah usang dan tetap bernilai dan produktif.



Tidak ada komentar:
Posting Komentar
give your comment please...